Kamis, 12 Februari 2009

Kalau Tak Dapat Kendaraan, Sultan HB X Mundur Dari Bursa Capres

Jakarta, RM. Sri Sultan Hamengku Buwono X tampaknya mulai menyadari parpol yang mendukungnya menjadi capres tak nambah-nambah. Raja Yogyakarta itu siap mundur dari bursa capres jika–tak dapat kendaraan politik.
“Saya siap mundur dari bursa capres apabila tidak ada kendaraan politik menuju kursi RI-1,” kata Sultan dalam jumpa pers usai berbicara di seminar yang digelar di Universitas Jember, Jawa Timur, kemarin.
Menurut Sultan, hingga saat ini dirinya belum menentukan partai mana yang akan dipakai sebagai kendaraan politik. Ia masih menunggu perolehan suara parpol-parpol di pemilu legislatif.
Alasannya, pasangan capres-cawapres hanya bisa diajukan oleh parpol atau koalisi parpol yang memperoleh 25 persen suara nasional dan 20 persen kursi di parlemen.
“Berapa pun banyak parpol yang mengusung, namun kalau tidak memenuhi 25 persen suara, maka percuma saja,” kata Sultan.
Sebagai kader Partai Golkar, Sultan berharap bisa maju menjadi capres melalui partai berlambang pohon beringin. “Meski demikian, keputusan sepenuhnya diserahkan kepada DPP dan DPD Partai Golkar,” imbuhnya.
Sultan membantah langkahnya melakukan road show dalam rangka kampanye dan mengumpulkan dukungan. Kedatangannya ke daerah-daerah untuk memenuhi berbagai undangan dari kelompok masyarakat. “Terserah masyarakat menilai apa, namun belum saatnya melakukan kampanye pilpres,” katanya.
Ia juga mengaku sedang membangun jaringan non-struktural seperti LSM, ormas, dan simpul-simpul masyarakat lainnya. “Tidak perlu saya ungkap bagaimana perkembangan jaringan yang sedang dibangun ini,” katanya.
Sultan hadir di Universitas Jember untuk berbicara di seminar “Pertanian Berbasis Kearifan Lokal Demi Kemakmuran Rakyat Untuk Menghadapi Pasar Global”. Selama 2,5 jam, gubernur Yogyakarta menyampaikan pemikirannya di bidang pertanian. Sultan tak menyinggung persoalan politik ketika menyampaikan paparan maupun saat sesi tanya-jawab.

Selama di Jember, Sultan juga akan menghadiri acara “Ruwatan Tani” dan Kongres Serikat Tani Independen (SEKTI) di lapangan Kecamatan Jenggawah. Malamnya, Sultan menghadiri pengajian dan “haul” atau doa bersama di Pondok Pesantren As Sunniyah. JPNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar